TOPNEWS1.ONLINE, MAKASSAR — Dr. Hasanuddin Massaile adalah mantan Ketua Umum BPP KKSS, 2004-2009.
Hasil pemilihan di Mubes kedelapan di Samarinda, berharap agar dalam pemilihan ketua umum BPP KKSS di Solo, Jawa Tengah, 15-17 November 2019, tidak terjadi polarisasi sebelum dan sesudah Mubes ke-11 tahun 2019.
“Saya berharap tidak terjadi polarisasi di kalangan pengurus dan warga KKSS,” kata Hasanuddin melalui telepon.
Hasanuddin berharap di Mubes ke-11 akan terpilih Ketua Umum KKSS periode 2019-2024 yang memiliki beberapa kemampuan dan modal, seperti sudah dikenal ketokohannya secara luas; memiliki waktu untuk mengurus KKSS; memiliki finansial yang memadai, potensi, dan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran organisasi; dan memahami misi utama KKSS sebagai organisasi sosial, yang berdasarkan pada kekeluargaan, kebersamaan, dan persaudaraan.
Selain itu, ramah dan merangkul semua pengurus dan anggota. Menyatukan potensi pengurus untuk besarkan KKSS di seluruh Indonesia, dan bahkan seluruh dunia dimana ada pengurus perwakilan luar negeri KKSS.
Hasanuddin juga menawarkan sistem pemilihan ketua umum bahkan untuk semua jenjang kepengurusan di KKSS, termasuk pengurus wilayah dan daerah/kota, yang menurutnya tidak beresiko dan selamat dari polarisasi pendukung, dan jauh dari moneypolitik.
Dimulai dengan pemilihan anggota formatur dari pilar dan non-pilar. Tugasnya, terutama memilih ketua umum, sekretaris jenderal, dan pengurus inti. Jika tim formatur ini buntu (dead lock),voting adalah pilihan terakhir.
Untuk program kerja KKSS 5 tahun kedepan, Hasanuddin berharap ketua umum terpilih bersama kabinetnya, “lebih mendorong para generasi muda perantau Bugis-Makassar-Luwu-Toraja lebih memahami budayanya dan lebih sering melakukan aktivitas atau interaksi sosial, sehingga lebih mempererat hubungan kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan antar-pengurus dan warga KKSS. Misalnya lebih sering pagelaran seni budaya.
Program unggulan lainnya adalah memberikan informasi kepada generasi muda perantau, nama-nama tokoh-tokoh nasional asal Sulsel yg sudah wafat, agar termotivasi menjadi anak bangsa yang berkualitas.
Misalnya, mengusulkan nama-nama tokoh-tokoh nasional asal Sulsel sebagai nama jalan di Jakarta atau seluruh Indonesia dimana ada bupati/walikota asal Sulsel; dan untuk program di bidang ekonomi, sangat dibutuhkan program yang menyentuh kepada saudara-saudara kita yangg belum berhasil atau beruntung di daerah perantauannya, termasuk menggalakkan penyebarluasan berbagai ragam informasi dan peluang kerja yang valid dan baik kepada mereka yang belum merdeka secara ekonomi. (rls)
Laporan: Abd Salam Dalle
Editor: Erwin Parolay